Tentara Sekutu dan NICA yang menguasai wilayah Bandung Utara memberikan ultimatum pada 23 Maret 1946 supaya Tentara Republik Indonesia mundur sejauh 11 KM dari pusat kota paling lambat tanggal 24 Maret 1946. dan tuntutan itu disetujui Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta. meskipun Markas Besar di Yogyakarta telah memerintahkan untuk mempertahankan setiap jengkal tanah di Bandung. Tapi Tentara Rakyat Indonesia dan Masyarakat Bandung Memutuskan mundur ke selatan dengan membumihanguskan kota Bandung agar pihak musuh tidak dapat memanfaatkan bangunan-bangunan penting
Siang itu pada tanggal 24 Maret 1945, Tentara Rakyat Indonesia dan Masyarakat setempat secara serentak mengosongkan Bandung dan mengungsi ke Selatan Kota. Pembakaran Bandung di awali pada pukul 21.00 di Indisch Restaurant di Alun-alun. seluruh bangunan penting di sekitar jalan Kereta api dari Ujung berung hingga Cimahi dibakar, bersamaan dengan itu Tentara Rakyat Indonesia melakukan serangan ke wilayah utara sebagai "Upacara" pengunduran diri dari Bandung disertai dengan kobaran api sepanjang 12 KM dari timur ke Barat Bandung yang membara sehingga membuat langit memerah dan menjadi tekad untuk merebut kembali Bandung di dalam hati setiap pejuang.
Sejarah heroic itu tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai peristiwa Bandung Lautan Api (BLA). Lagu Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki menjadi lagi perjuangan pada saat itu. Akhirnya, NICA Belanda berhasil menguasai Jawa Barat sepenuhnya melalui Perjanjian Renville (17 Januari 1948) yang menekan Pemerintah Republik Indonesia untuk mengosongkan Jawa barat dari seluruh pasukan tentara Indonesia, menyusul kegagalan agresi militer 20 Juli – 4 Agustus 1947. NICA melanggar`gencatan senjata dan terus menggempur basis pertahanan tentara Indonesia hingga Januari 1948. Pasukan Indonesia (Divisi Sliwangi) terpaksa hijrah ke Jawa Tengah pada`tanggal 1 – 22 Pebruari 1948.
0 coment�rios:
Posting Komentar